Pembantoe!
Kira kira apa jang pertama kali terbetik dibenak anda sewaktoe kata ini diseboet?
Sedih karena ketidakberdajaan mereka?
Djengkel karena ada segelintir dari mereka jang 'belagoe'?
Seperti pengakoean seorang penjiar wanita diseboeah radio oentoek perempoean di Djakarta, 'mereka gak boleh dikasih hati deh, pasti oedjoeng-oedjoengnja djadi belagoe!!'
Seperti itoe kah????
Tetapi bagaimanapoen - boeat saja - selaloe sadja ada rasa miris setiap kali mendengar tjerita kehidoepan mereka. Getirnja hidoep mereka. Djalan gelap berlikoe tanpa oedjoeng jang haroes mereka tempoeh. Pahit soenggoeh. Apalagi kalaoe itoe dioekoer dari standar hidoep 'kita'.
Tjoba bajangkan, hanja oentoek memperoleh 200-400 riboe roepiah perboelan, mereka haroes membanting toelang bahkan sedjak kita masih lelap bermimpi. Poen sampai ketika kita soedah djatoeh poelas tertidoer, mereka masih sadja bekerdja.
Apalagi kalaoe keloearga tempat mereka berbakti poenja anak ketjil! Ketika si ketjil menangis dimalam hari, ada kalanja dalam rehat tidoer jang hanja sebentar itoe mereka jang masih haroes ikoet bangoen menjiapkan sebotol soesoe. Begitoe teroes tanpa henti. Dari Senin sampai Senin lagi. Tanpa kedjelasan kapan roda nasib mereka bergoelir.
Bandingkan dengan 'kita'.
Sehari paling banter kita bekerdja 8 djam, sebagian moengkin bekerdja 12 djam sehari.
Tapi di Sabtoe dan Minggoe kita bebas. Setiap tahoen kita berhak tjoeti. Dengan gadji tetap dibajar pastinja!. Ketika hari raja tiba, ada THR jang menanti. Ada toendjangan kesehatan, pesangon ataoe dana pensioen. Ada standar gadji minimal. Dan masih banjak kemoedahan lain. Bahkan oentoek para boeroeh sekalipoen.
Tapi entah kenapa, sampai sekarang beloem pernah ada jang namanja batas oepah minimoem pembantoe. Beloem pernah ada kabar pembantoe jang pensioen. Beloem pernah ada atoeran jang mengharoeskan pembantoe bekerdja 40 djam seminggoe atawa 8 djam sehari dengan konsekwensi bahwa setiap kelebihan djam akan dihitoeng sebagai over time!
Beloem pernah ada!
Padahal djoemlah mereka jang terpaksa melakoni profesi ini tak terbilang banjaknja. Dan andai sadja dibikin partai, akan ada banjak pembantoe jang doedoek djadi anggota dewan jang terhormat.
Pernahkah dalam waktoe sesaat sadja sempat terbersit dibenak kita memikirkan tentang nasib mereka. Menjadari bahwa sebagian dari keberhasilan kita adalah karena andil mereka.
Hari ini, menggoreskan tentang mereka disini, ditempat jang moengkin bahkan takkan dibatja orang. Ada rasa bersalah jang timboel. Bahwa saja sendiripoen tak banjak berboeat oentoek mereka. Padahal djasa mereka soenggoeh tak terhitoeng.
Oentoek Wiwin, pembantoe saja diroemah:
Maaf Wiwin, hanja ini jang bisa saja berikan.
Oetjapan terima kasih, oepah tak seberapa dan sepotong doa semoga kelak anak tjoetjoemoe tak lagi mendjalani garis hidoep seperti kamoe.
You are the wind beneath our wings**
* ditoelis setelah membatja berita ini
** dari lirik lagoe Wind Beneath My Wings
Monday, March 07, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment