Ganti Ejaan Baru

Anda pening bacanya?
Klik disini untuk ganti ke
Ejaan Baru

Monday, May 19, 2008

Obituari

Sophan Sophian....
Sebagai bagian dari generasi masa laloe, saja termasoek pengangoem sosok satoe ini.
Baik semasa dia masih di dunia film, ataoepoen saat terdjoen ke kantjah politiek. Meski oentoek jang terakhir ini saja tjenderoeng berada di fihak jang tidak sealiran dengannja.

Bagaimanapoen saja kembali bangga dan mengagoeminja ketika dia memoetoeskan berhenti dari kegiatan politiek karena perbedaan paham dengan kelompok jang selama ini diwakilinja.

Saja merasa ... ach akhirnja orang besar ini bisa melihat seperti apa sebenarnja kelompoknja selama ini.

Dan kegiatannja selandjoetnja menoendjoekkan betapa besar tjintanja kepada bangsa ini, meski baktinja sebagai politisi lebih membawa keketjewaan jang mendalam kepadanja. Keketjewaan jang memboeatnja djadi kehilangan kepertjajaan pada doenia politik tanah air jang - kalaoe boleh djoedjoer - memang memoeakkan.
Dan salah satoe boekti ketjintaannja pada bangsa ini adalah ketika bersama 270 penggemar motor gede dia melakoekan perdjalanan dalam rangka membangkitkan kembali rasa kebanggan sebagai bangsa sekaligoes memperingati 100 tahoen Kebangkitan Nasional
Perdjalanan jang semestinja akan berkhir di Istana Merdeka dihari Kebangkitan Nasional.
Tapi takdir menentoekan lain...

Ayah doea poetra dan kakek satoe orang tjoetjoe ini terdjatoeh akibat menghindari loebang dijalan. Djatoeh dan tak mampoe bangkit lagi. Disana, dijalan roesak berloebang jang belakangan banjak ditemui di negara jang bangkroet karena koroepsi ini, Pria kelahiran Makassar itoe berpoelang. Meninggalkan bangsa jang sangat ditjintainja oentoek selamanja.

Monday, March 31, 2008

Lagi-lagi Saoedara Kita Kelaparan!

Kabar mengenaskan datang lagi dari Makassar.
Setelah heboh kasoes kematian iboe hamil toedjoeh boelan dengan anaknja jang didoega karena kelaparan beberapa minggoe silam, kasoes seroepa kembali teroelang.
29 Maret laloe, Darnawati, iboe beroemoer 39 tahoen meninggal doenia di roemah sakit setelah diare jang dideritanja tanpa sempat dirawat.
Koran lokal Makassar Fajar memberitakan iboe malang itoe djatoeh tak sadarkan diri di pintoe roemah sakit sebeloem mendapatkan pertolongan, sementara kedoea anaknja masih dapat diselamatkan meski dalam keadaan gizi boeroek.

Kemana lagikah saoedara kita mesti meminta perhatian?
Disaat orang-orang jang mestinja memikirkan nasib mereka boeroe-boeroe tjoetji tangan ketika kasoes seroepa terdjadi?

Pedjabat dinas kesehatan setempat membantah Darna meninggal karena gizi boeroek dan merasa tjoekoep dengan membebaskan keloearga malang itoe dari semoea biaja roemah sakit. Sementara di Djakarta dirjen Pelajanan Medik menjeboetkan itoe adalah tanggoeng djawab pemerintah daerah di djaman otonomi ini.

Kemana poela rasa kesetiakawanan sosial jang doeloe pernah kita bangga-banggakan?

Kalaoe oentoek kasoes pertama, keloearga Daeng Besse dianggap penghuni liar dan hidoepnja berpindah-pindah sehingga tidak terpantaoe dalam sistem, apalagi dalih jang akan di djadikan tameng kali ini???
Berapa orang lagi jang mesti hidoepnja direnggoet paksa oleh kenjataan ketidakpedoelian kita (batja: pemerintah, pen)sebeloem hati kita tergerak????

Moengkin hanja waktoe jang akan bisa mendjawab.