Ganti Ejaan Baru

Anda pening bacanya?
Klik disini untuk ganti ke
Ejaan Baru

Monday, November 15, 2004

KETIKA OEDJIAN RAMADHAN TIBA

Beberapa boelan silam, ketika chatting dengan seorang sahabat saja jang telah 5 tahoen menetap bahkan beralih kewarganegaraan di negeri Belanda, kalimat ini sempat teroetjap.
"Saja senang karena disini situasi sangat kondoesif, gak ada diskriminasi, Belanda adalah negeri jang sangat toleran menghargai perbedaan"
Oetjapan itoe dilontarkannja menjoesoel pertanjaan seberapa besar peloeang bagi saja dan keloearga saja kalo mentjoba peroentoengan ke sana.
Dengan nada jang penoeh semangat kolega saja menghoedjani negeri baroenja itoe dengan poedjian.

Namoen sekitar doea hari laloe, ketika kami kembali bertoekar kabar melaloei lajar mesin tjerdas kompoeter, nada optimis itoe hilang ditelan kegalaoeannja.
Menjoesoel tewasnja Theo van Gogh, tjoetjoe dari maestro Belanda Vincent van Gogh, soeasana sontak beroebah.
Rentetan pembakaran Mesdjid dan sekolah Islam laksana awan gelap jang memajoengi sitoeasi kondoesif dan penoeh toleransi seperti jang pernah digembar-gemborkan sahabat itoe.

Sajang memang. Bahwa karena seorang Moeslim berdarah Maroko-Belanda memboenoeh Theo van Gogh, serta merta semoea oemat Moeslim di Belanda lantas ditjap bersalah dan haroes menerima akibatnja.

Sebagai manoesia beradab saja mengoetoek tindakan pembakaran itoe, seperti djoega saja mengoetoek pemboenoehan Theo van Gogh. Terlepas dari fakta bahwa Theo - dalam berbagai toelisan dan karjanja entah kenapa selaloe mendjadikan Islam sebagai sasaran - namoen kekerasan apalagi pemboenoehan tidak lantas mendjadi djawabannja.
Kekerasan atas alasan apapoen mestinja tidak mendapat tempat di moeka boemi ini!

Hari ini hati saja menangis. Darah saja mendidih membatja berita pembakaran itoe. Tapi ini tidak haroes memboeat saja menganggap semoea Orang Belanda biadab.
Kedewasaan. Semangat berdamai. Dan kesediaan oentoek memboeka mata hati bahwa djoestroe perbedaanlah jang memboeat doenia ini lebih indah. Itoe semoea jang kita perloekan menanggapi kasoes ini.

Semoga saoedara-saoedara kita di Belanda bisa berlapang hati. Semoga Ramadhan 30 hari penoeh bisa mengadjari kita oentoek mampoe mengendalikan hawa nafsoe. Termasoek dendam dan amarah pastinja.
Dan semoga pihak-pihak jang membakar diboeka mata hatinja. Oentoek melihat Islam setjara lebih proporsional.

Amin.

Sunday, November 14, 2004

SEBOEAH EPISODE EID UL-FITR

Dini hari sebeloem berangkat ke tempat kerdja, sepotong dialog di seboeah roemah sederhana di Balikpapan,

Bapak: "Ayo nak koempoel doeloe, bapak mo ngasih ini"
(sembari membagikan doeit ke anak-anaknja)
Anak: "Kenapa sih mesti begini Pak? Bapak gak oesah bagi doeit djoega kita senang. Bapak mo pergi lagi ya?"
Bapak: (terdiam sesaat tanpa mampoe berkata-kata)
Anak: "Kapan kita bisa koempoel di hari raja Pak? Boekan oeang jang kita maoe, tapi bapak ada disini bersama kami"
Bapak: (masih diam dengan mata jang berkatja-katja)

(Hening memakoe)

Bapak:"Ja soedah, ambil sadja doeloe ini, bapak soedah mo ketinggalan pesawat" (dengan soeara serak menahan tangis)"Hati-hati ja di roemah"

Masih dengan mata jang basah bapak itoe menoetoerkan kisahnja tadi saat saja doedoek bersebelahan dengannja dalam pesawat tjarteran jang membawa kami mengangkasa melintasi Balikpapan-Tarakan.
"Ini Idoel Fitri kesekian kalinja saja tak diroemah, kalaoe doeloe kakaknja masih ada buat menemani dia, tapi sekarang kakaknja soedah koeliah di Djawa"

Satoe keloehan klasik koeli minjak di rig lepas pantai.
Tapi tiap kali mendengarnja tetap sadja ada jang berat menghimpit di dada
Kali ini poen saja hanja bisa menelan loedah.
Mentjoba membasahi kerongkongan jang mendadak terasa seret.
Ikoet tertjenoeng dengan mata jang perlahan moelai ikoet basah.

-------------------------------------------------------------

Boeat jang ada di darat dan bisa berkoempoel dengan sanak keloearga
Djoega boeat jang mesti berada noen di sana djaoeh dari roemah karena soeatoe sebab,
Dihari jang fitri ini
saja hanja bisa mengoetjapkan:

Selamat Hari Raja Idoel Fitri
Taqabalallahoe minna wa minkoem


Semoga kita semoea masih diberi kesempatan bertemoe Ramadhan berikutnja

Wednesday, November 10, 2004

TEMASEK, HERE I COME!

Setelah terombang ambing ketidakpastian seminggoe terakhir, titik terang keliatan moelai terboeka. Doea hari belakangan memang saja lagi gentjar-gentjarnja negosiasi dengan seboeah peroesahaan offshore dari Singapore. Dan kemaren, alhamdoelillah, tawaran oentoek bergaboeng itoe tiba djoea.
Memang masih ada beberapa hal jang perloe klarifikasi, tapi setjara oemoem saja poeas dengan tawaran mereka jang djelas diatas rata-rata standar salary negeri kita. Meski oentoek oekoeran 'sono' djelas masih djaoeh dibawah. Anyway, this is my second overseas job offer. Dan kalo jang kemaren, peloeang kerdja di Emergency Room seboeah Roemah Sakit di Saudi Arabia itoe saja tolak, kali ini bolehlah oentoek ditjoba. Toh pertengahan Desember saja resmi djadi penganggoer :p


Kalo tiada aral melintang, moelai akhir Desember saja akan bergaboeng dengan mereka. Lingkoengan kerdja baroe, orang baroe, toegas baroe, tantangan baroe ....... aaahhh adrenalin saja rasanja moelai mengalir.
Temasek, here I come!

Monday, November 08, 2004

RESIGN

Moelai pertengahan Desember 2004 nanti, saja resmi mengoendoerkan diri dari tempat mentjari nafkah selama ini. Tanpa terasa satoe setengah tahoen telah berlaloe.
Satoe setengah tahoen jang menjenangkan. Beloem lama memang. Masih sangat singkat malah! Dan rasanja masih asjik sadja bekerdja bareng koeli-koeli minjak jang sangat bersahabat itoe. Tapi perbedaan prinsip antara saja dan pihak jang mengoepah saja kelihatannja tidak bisa dihapoes lagi. Walhasil, poetoesan mesti diambil. Dan saja memilih oentoek moendoer dari sini.

Ada beberapa hak-hak saja sebagai koeli jang - menoeroet saja - beloem djoega dipenoehi. Hak-hak jang -lagi-lagi menoeroet saja - haroes diberikan. Namoen meeting terakhir dengan atasan saja tidak memperlihatkan tanda-tanda jang menggembirakan. Padahal soedah tjoekoep lama saja setia menoenggoe. Poen ketika tawaran oentoek pindah ke on-shore di Djawa Barat jang nota bene lebih dekat ke roemah saja datang menggoda. Saja masih bertahan disini. Tak bergeming!

But a man has to do what a man has to do!
Meski berat, moengkin ini malah loose-loose solution, saja tetap merasa haroes mempertahankan prinsip. Moengkin dengan moendoernja saja, para madjikan saja bisa dapat koeli jang lebih bagoes lagi dan tidak 'mbalelo' seperti saja. Namoen tentoenja harapan saja, semoga mereka bisa mengoebah paradigmanja dan moelai melihat pekerdja sebagai asset boeat oesaha mereka. Semoga dengan peroebahan pola pandang itoe, perlakoean mereka bisa lebih 'manoesiawi' oentoek semoea teman koeli saja jang senasib.
Semoga!