Kasoes penganiajaan pradja joenior STPDN teroelang lagi. Kali ini korbannja Ikhsan Soeheri, tjalon pradja dari Nanggroe Atjeh Daroessalam. Boentoet dari peristiwa ini, menoeroet Detik.com hari ini, 5 orang pradja senior STPDN diperiksa Mapolres Soemedang. Ikoet dipanggil dalam pemeriksaan adalah dokter jang bertoegas dilembaga itoe oentoek memberikan keterangan.
Aneh rasanja!
Masih segar di ingatan kita kasoes penganiajaan (batja: pembinaan/pen) jang djelas mendjatoehkan nama baik lembaga ini beberapa waktoe silam, kali ini - seolah gak ada kapoknja - pemoekoelan kembali terdjadi.
Apa nama STPDN memang haroes diganti djadi Sekolah Toekang Poekoel Dibiajai Negara?
Ataoe ini memang tjermin pendidikan boeat para pradja jang nantinja akan mendjadi among bagi rakjatnja?
Bahwa mereka haroes keras, kalaoe perloe maen gampar, poekoel, ataoe tendang kalo ada rakjatnja jang berbeda paham?
Sebenarnja bahkan ide pembentoekan STPDN jang lahir di ORDE BAROE poen rasanja soedah tidak sedjalan lagi dengan kondisi pastja reformasi.
Kalaoe hanja oentoek mendidik tjalon pamong, membekali mereka dengan ilmoe dan disiplin jang akan mereka perloekan nanti, apa haroes dengan tjara semi militer?
Jang hanja akan memberikan kesan eksloesif?
Seorang perwira AL, jang kebetoelan sekamar sama saja pada saat rekaman video 'pembinaan' di STPDN jang heboh itoe ditajangkan, hanja bisa geleng-geleng kepala.
"Djamannja saja pendidikan militer poen gak sampai kajak gitoe" kenangnja.
Padahal mereka adalah tentara, jang memang dididik oentoek berhadapan dengan moesoeh, pilihannja memboenoeh ataoe diboenoeh. Toh tidak sampai seheboh itoe.
Problemnja adalah ketika metode pendidikan militer ditiroe oleh jang non-militer, jang ditangkap hanja koelit-koelitnja boekan intisari adjarannja, sehingga kemoedian jang ada hanjalah tradisi maen poekoel, gampar dan tendang.
Dan itoe diperoemit oleh sikap pengadjar STPDN sendiri jang tjendoeroeng melindoengi kesalahan anak didiknja.
Seperti tragedi jang menimpa Ikhsan misalnja, disaat awal kedjadian ini mulai terkoeak, Ketoea STPDN, I Njoman Soemarjadi membantah keras kebenaran peristiwa itoe.
"Ikhsan hanja mengalami ketjelakaan tertimpa barbel sama sekali tidak ada pemoekoelan oleh seniornja"
Sikap seperti ini jang hanja akan memboeat tradisi barbar itoe kian lekat diSTPDN.
Sikap jang akhirnja menjisakan tanja: djangan-djangan staf pengadjarnja poen memang setoedjoe dengan pola preman di kampoesnja?
Kalaoe begini, tinggal toenggoe sadja Ikhsan-Ikhsan berikoetnja
Ataoe malah kabar tentang rakjat jang dianiaja oleh 'tjenteng' beridjazah Sekolah Toekang Poekoel Dibiajai Negara.
Tuesday, October 26, 2004
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment