Ganti Ejaan Baru

Anda pening bacanya?
Klik disini untuk ganti ke
Ejaan Baru

Monday, August 16, 2004

Terima Kasih, Toehan

siang di depan kantor IDI, Menteng.......
soeatoe episode dalam hari-hari siboek Djakarta


Perempoean toea koemal loesoeh memanggoel boengkoesan saroeng dipoendak rentanja, berdjalan dari satoe mobil ke mobil lain, berharap bisa mengais sedikit redjeki dari kemoerahan hati sesamanja.
Ada beberapa keping logam seratoesan didalam gelas plastik bekas Aqua ditangannja, pastilah tak tjoekoep bahkan oentoek sekedar membeli sepiring nasi berlaoek tempe di waroeng tegal.
Lantas, bagaimana ia haroes teroes meniti hidoep disisa oesianja?
Episode singkat itoe mengoesik noerani saja.
Sampai malam memeloek, wadjah pasrah terbakar terik soerja itoe masih terbajang.

Beberapa hari belakangan memang ada rasa tak poeas dengan hidoep jang saja djalani.
Betapa tidak? Sampai mengindjak tahoen ke tiga poeloeh tiga hidoep saja rasanja masih banjak mimpi jang beloem lagi tertjapai.
Pastinja sebagian mimpi itoe berkisar sepoetar materi.
Laloe karenanja sempat saja down dan merasa gagal
Bahkan sampai menafikan betapa banjak nikmatNja jang saja terima.

Hari itoe
Seorang pengemis toea disimpang Sam Ratoelangi
Mengadjari saja bahwa dalam hidoep, begitu banjak karoenia jang kita nikmati tanpa menjadarinja.
Bahwa djalan hidoep jang terasa soelit ini masih lebih baik daripada djalan hidoep banjak orang lain
Jang menerimanja dengan lapang dada dan rasa sjoekoer.
Sepotong kalimat dari boekoe lama jang pernah saja batja terngiang ditelinga
"saja selaloe merasa betapa malangnja hidoep saja karena tidak bersepatoe,
sampai kemoedian saja bertemoe orang jang tidak berkaki"


Malam semakin malam.
Hati ketjil saja bersoedjoed mengoetjap sjoekoer.
Ketika setetes air bening mengalir dipipi
Semoeanja terasa lebih indah.
Terima Kasih, Toehan!

No comments:

Post a Comment