Ganti Ejaan Baru

Anda pening bacanya?
Klik disini untuk ganti ke
Ejaan Baru

Sunday, September 19, 2004

KAPANKAH TERAKHIR KALI ANDA MENERIMA SOERAT PRIBADI?

"KAPANKAH terakhir kali Anda menerima soerat pribadi? Prof Dr Sarlito Wirawan Sarwono, psikolog terkenal dari Oeniversitas Indonesia, mengakoe beberapa waktoe laloe menerima soerat bertoeliskan tangan dari seorang kerabatnja di Tjilatjap, Djawa Tengah. "Sangat personal, saja djarang sekali lho dapat soerat seperti itoe sekarang," katanja. Kini, kesantoenan dan kedalaman soerat memang telah digantikan dengan keserentakan (dan kegegabahan) serta kedangkalan SMS (short message service). Padahal, sebenarnja tak ada jang bisa menjaingi dahsjatnja soerat sebagai kenangan" (soember Kompas, Minggoe 19 September 2004)

Sebagian orang memang soedah lama tak lagi berkirim ataoe menerima soerat jang bertoeliskan tangan model doeloe.
Globalisasi dengan kemadjoean teknologinja telah memboeat orang djadi maoe semoeanja serba tjepat. Kenapa haroes repot menoelis soerat, setelah itoe pergi ke kantor pos, antri oentoek bisa mengirim soerat jang moengkin baroe akan sampai tiga hari setelahnja, padahal dengan email semoeanja bisa selesai dalam hitoengan menit.

Kalaoe doeloe sebeloem hadirnja era SMS, orang lebih soeka menggoenakan telepon oentoek bertoekar berita, namoen toh itoe masih terlaloe mahal boeat sebagian besar kalangan. Apalagi kalaoe jang haroes di telepon ada diloear kota terlebih di belahan boemi lainnja. Akhirnja soerat masih bisa mengisi tjelah itoe oentoek tetap eksis.

Tapi seiring kemadjoean djaman, perlahan namoen pasti soeratpoen terpinggirkan. Kalaoe orang seperti Prof. Sarlito jang tenar dan pasti banjak relasi sadja soedah moelai djarang menerima soerat, apa lagi kita-kita jang barangkali relasinja tak sebanjak beliaoe.

Artikel Kompas itoe memboeat saja djadi tertjenoeng sedjenak mengingat-ngingat kapan terakhir kali saja menerima soerat toelisan tangan?
Soerat tjinta? Hahahah .... memang biasanja soerat sedjenis ini jang masih ditoelis tangan, tapi bahkan dengan istri saja poen - saat djamannja kita patjaran - sama sekali tak pernah berkirim soerat.

Mendadak saja djadi senjoem-senjoem sendiri setelah ingat beberapa hari laloe - tadinja saja loepa - bahwa ternjata saja baroe sadja menerima soerat toelisan tangan. Aseli toelisan tangan diatas setjarik karton bekas karoeng semen.
Pengirimnja? Seorang preman didekat rumah saja jang minta oeang 'koordinasi renovasi' karena saja merenovasi roemah tanpa memakai toekang jang disediakannja.
Hahahaha ..........
Ternjata benar artikel Kompas itoe, soerat djaman sekarang soedah sama sekali tak ada nilai romantisnja.

No comments:

Post a Comment