Kabar mengenaskan datang lagi dari Makassar.
Setelah heboh kasoes kematian iboe hamil toedjoeh boelan dengan anaknja jang didoega karena kelaparan beberapa minggoe silam, kasoes seroepa kembali teroelang.
29 Maret laloe, Darnawati, iboe beroemoer 39 tahoen meninggal doenia di roemah sakit setelah diare jang dideritanja tanpa sempat dirawat.
Koran lokal Makassar Fajar memberitakan iboe malang itoe djatoeh tak sadarkan diri di pintoe roemah sakit sebeloem mendapatkan pertolongan, sementara kedoea anaknja masih dapat diselamatkan meski dalam keadaan gizi boeroek.
Kemana lagikah saoedara kita mesti meminta perhatian?
Disaat orang-orang jang mestinja memikirkan nasib mereka boeroe-boeroe tjoetji tangan ketika kasoes seroepa terdjadi?
Pedjabat dinas kesehatan setempat membantah Darna meninggal karena gizi boeroek dan merasa tjoekoep dengan membebaskan keloearga malang itoe dari semoea biaja roemah sakit. Sementara di Djakarta dirjen Pelajanan Medik menjeboetkan itoe adalah tanggoeng djawab pemerintah daerah di djaman otonomi ini.
Kemana poela rasa kesetiakawanan sosial jang doeloe pernah kita bangga-banggakan?
Kalaoe oentoek kasoes pertama, keloearga Daeng Besse dianggap penghuni liar dan hidoepnja berpindah-pindah sehingga tidak terpantaoe dalam sistem, apalagi dalih jang akan di djadikan tameng kali ini???
Berapa orang lagi jang mesti hidoepnja direnggoet paksa oleh kenjataan ketidakpedoelian kita (batja: pemerintah, pen)sebeloem hati kita tergerak????
Moengkin hanja waktoe jang akan bisa mendjawab.
Monday, March 31, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)