Tiap kali berdiri disamping pesawat pikiran itoe pasti montjoel dibenak saja.
Will this be my coffin?
Sebagai orang jang mengidap acrophobia atawa takoet berada di ketinggian, sebenarnja wadjar-wadjar adja kalo hal seperti itoe kepikir. Meski kadarnja gak sampe kajak Dennis Bergkramp jang sama sekali gak maoe naek pesawat.
Saja masih bisa naek pesawat meski dengan perasaan was-was teroetama saat pesawat mo take off ataoe landing. Selebihnja saja bisa tenang-tenang adja di oedara, termasoek masih bisa ngelirik-lirik kalo ada pramoegari jang tjakep :p
Biasanja jang bisa membantoe menenangkan saja adalah dengan batja hasil-hasil penelitian jang noendjoekin kalo pesawat adalah kendaraan teraman didoenia.
Seorang penerbang senior jang diwawantjarai di SCTV poen bertoetoer seroepa. Pesawat adalah kendaraan teraman didoenia, katanja. Ironisnja rekaman video itoe diambil beberapa saat sebeloem pesawat ringan jang dikemoedikannja djatoeh di Djawa Barat menewaskan seloeroeh penoempang pesawat itoe termasooek sang pilot.
Doeloe sebeloem kerdja di andjoengan pengeboran minjak di selat Makassar ini, dalam setahoen paling banjak 3-4 kali saja naek pesawat. Namoen sadjak setahoen laloe paling sedikit 2 kali seboelan saja terbang melintasi Djakarta-Balikpapan. Belom lagi kalo saja mesti ke Makassar ataoe ke Paloe menengok bokap. Tapi kajaknja rasa was-was itoe tetap adja ada.
Apa orang lain djoega merasakan hal jang sama?
Apa pikiran itoe sempat djoega terbersit di kepala mereka?
Will this be my coffin?
Ahh... sebentar lagi saja mesti mendjawab pertanjaan itoe.
(Ditoelis di Soekarno-Hatta International Airport, August 11, 2004 06.25 a.m.)
Thursday, August 12, 2004
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment